Pelas yakni tajil yang erat untuk warga Tuban. Salah satu tempat yang banyak menawarkannya ada di Jalan Raya Palang, tempat pesisir pantai utara Tuban.
Di sepanjang jalan banyak ibu-ibu asyik masak dan menjajakan masakan serupa bakwan jagung ini. Hampir tiap warung ramai dikerubuti konsumen. Mereka bahkan rela antre demi mencicipi pelas palang.
Pelas mampu disantap dengan nasi selaku lauk pauk, maupun untuk makanan ringan. Soal rasa dan dosis pedasnya, pembeli mampu meminta sesuai selera. Di daerah lain, pelas kadang disebut bakwan jagung hingga dadar jagung.
Salah satu pedagang gorengan pelas palang ini yaitu Sukanah (58), ketika dikunjungi detikJatim, ia mengaku sudah 17 tahun berdagang di pinggir jalan setiap siang sampai menjelang malam.
“Sampun 17 tahun kulo sadean pelas, nek sakniki dibantu anak soale kerepotan nek piyambakan. Kedah sabar antri nek tumbas ning cepet kok. Sedoyo diolah teng warung mriki (Sudah 17 tahun saya jualan pelas, jikalau kini dibantu anak soalnya kerepotan jikalau sendirian. Sabar jikalau beli soalnya antre namun bakal cepat kok. Semuanya dimasak di warung ini),” tutur Sukanah sambil menggoreng pelas, Jumat (28/4/2023).
Setiap hari, Sukanah dapat menghabiskan 6 sampai 8 kilogram jagung mentah berair untuk dibuat pelas di warungnya. Warung Sukanah ini berhadapan pribadi dengan pantai Utara Tuban.
Memang, tajil pelas palang ini mempunyai rasa yang berlawanan. Tak heran, banyak orang yang memburunya meski jauh dan antre.
“Aku antre sudah nyaris 30 menit, udah 7 orang tadi sebelum aku. Ya memang tabah untuk mampu nikmati pelas pelang ini,” terperinci salah satu pembeli, Puspitasari, asal Bojonegoro.
Untuk per buahnya, pelas palang dijual cuma Rp 1.000. Cukup murah meriah dan pas di saku tentunya. Tertarik menjajal pelas?