Sashimi lazimnya berbentukikan segar, namun di Jepang ada kreasi sashimi burung gagak. Menu ini jadi kontroversi usai diulas suatu surat kabar terkenal di Jepang.
Sashimi ialah masakan Jepang terkenal, selain sushi. Lembaran ikan segar ibarat tuna dan salmon dimakan dengan cocolan shoyu dan wasabi. Cita rasanya yang segar khas menciptakan sashimi jadi primadona di banyak kedai makanan sushi.
Namun bagaimana dengan sashimi burung gagak? Menu ekstrem ini rupanya juga ada di negeri Sakura. Mengutip Oddity Central (26/4), sashimi burung gagak bahkan jadi postingan dalam surat kabar Tokyo Shimbun.
Surat kabar terkenal di Jepang itu mengungkap ada santapan ‘crow sashimi’ alias daging burung gagak mentah yang dimarinasi dengan aneka saus. Jurnalis yang mencobanya bilang, daging burung gagak juga tersedia dalam model matang di Prefektur Ibaraki.
Rasa sashimi burung gagak disebut menyegarkan dan mudah dikunyah dibanding sashimi daging sapi atau ikan yang kadang kala keras dan kering. Bagian yang jamak digunakan yaitu dada burung dimana warnanya merah tua. Daging ini lalu dimarinasi dengan kecap asin.
Sementara untuk paha burung gagak disebut dapat dimasak dengan cara dipanggang mirip dendeng. Hanya saja teksturnya lebih keras dan berotot.
Kemunculan postingan ini ternyata menjadi kontroversi. Kementerian Kesehatan Jepang mengunggah pesan di akun Twitter resminya. Isinya peringatan mudah-mudahan orang-orang tidak mengonsumsi daging burung gagak mentah alasannya yakni dapat berakibat kematian.
|
Pihak Kementerian Kesehatan Jepang bilang ada risiko keracunan masakan yang cukup besar dari konsumsi burung gagak. Dampak lainnya, risiko abses virus hepatitis E, Escherichia coli enterohemorrhagic, serta banyak sekali benalu yang mampu berakibat fatal.
Perbincangan ihwal suguhan ekstrem inipun bergulir cukup panas di media online. Divisi Kesehatan dan Sanitasi Prefektur Ibaraki ikut menyediakan jawaban. Pihaknya menyarankan orang-orang tidak mengonsumsi daging gagak mentah.
Divisi Kesehatan dan Sanitasi Prefektur Ibaraki juga bilang tidak akan mengajukan ganjalan terhadap Tokyo Shimbun, namun mereka minta media lain untuk tidak mempromosikan hal serupa.