Kesehatan

Kualitas Udara dalam Ruangan: Penyebab, Dampak, dan Cara Meningkatkan

×

Kualitas Udara dalam Ruangan: Penyebab, Dampak, dan Cara Meningkatkan

Share this article

DPNTimes.com, – Kualitas udara dalam ruangan atau indoor air quality (IAQ) kini menjadi salah satu isu kesehatan lingkungan yang paling banyak dibahas dalam dekade terakhir.

Ketika dunia semakin banyak menghabiskan waktu di dalam gedung — baik rumah, kantor, sekolah, pusat perbelanjaan, atau fasilitas publik tertutup — perhatian terhadap udara yang kita hirup dari ruang tertutup menjadi semakin penting.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa kualitas udara dalam ruangan bisa 2 hingga 5 kali lebih buruk dari udara luar, bahkan pada beberapa kasus ekstrem bisa mencapai 100 kali lebih tercemar.

Namun ironisnya, sebagian besar masyarakat belum menyadari bahaya ini. Banyak yang mengira bahwa polusi hanya terjadi di luar ruangan, padahal udara indoor justru dapat menjadi ancaman jangka panjang bagi kesehatan.

Untuk memperkaya perspektif artikel ini, redaksi menghadirkan pernyataan beberapa ahli, di antaranya:

  • Dr. Rani Kusumawardhani, Sp.P, Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan
  • Ir. Bastian Putra, M.Env.Sc, Ahli Lingkungan dan Kualitas Udara (UI)
  • Dr. Andhika Gunawan, MSc, Peneliti Polusi Udara dan Paparan Partikulat LIPI
  • Nurul Widad, S.Kes., M.Kes, Konsultan Kesehatan Lingkungan

Artikel ini merangkum penyebab polusi udara indoor, dampak kesehatan terhadap tubuh, kelompok rentan, serta strategi komprehensif untuk meningkatkan kualitas udara rumah dan tempat kerja berdasarkan penelitian dan wawancara pakar.

1. Mengapa Kualitas Udara Dalam Ruangan Semakin Buruk?

Menurut Dr. Andhika Gunawan, tren penurunan kualitas udara indoor salah satunya dipicu oleh perubahan gaya hidup modern.

“Rumah modern cenderung tertutup rapat untuk efisiensi energi. Sayangnya, ini membuat polutan terperangkap tanpa sirkulasi,” jelasnya.

See also  Salah Kaprah Minum Simvastatin Usir Kolesterol Selepas Lebaran

Ia menambahkan bahwa banyak ruangan kini mengandalkan AC dan ventilasi mekanis, namun tanpa dibarengi perawatan yang memadai. Akibatnya, sistem udara justru menjadi sumber penyebaran alergen dan jamur.

Beberapa faktor utama penyebab kualitas udara dalam ruangan semakin buruk meliputi:

1.1. Polutan Biologis: Jamur, Spora, Debu, Tungau, dan Bakteri

Menurut Nurul Widad, M.Kes, polutan biologis adalah penyebab alergi paling umum.

“Rumah lembap adalah rumah yang sakit. Jamur dan tungau berkembang di kasur, sofa, karpet, dan sudut lembap yang jarang dibersihkan,” ujarnya.

Ruangan tanpa ventilasi, bercampur dengan AC yang jarang dibersihkan, menciptakan kondisi ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme.

1.2. VOC (Volatile Organic Compounds)

VOC adalah gas dari bahan kimia rumah tangga yang menguap ke udara. Sumbernya antara lain:

  • Cat tembok
  • Furnitur baru
  • Pewangi ruangan
  • Pembersih lantai
  • Lem atau resin
  • Aerosol

Ir. Bastian Putra mengatakan:

“VOC seperti formaldehida dapat memicu sakit kepala, iritasi mata, dan dalam paparan tinggi bersifat karsinogenik. Ironisnya, VOC sangat umum di rumah modern karena penggunaan produk sintetis.”

1.3. Asap Rokok dan Sisa Pembakaran

Asap rokok masih menjadi polutan indoor paling berbahaya. Partikel kecilnya (PM2.5) mampu masuk hingga ke alveoli paru-paru.

Jika terdapat aktivitas seperti membakar lilin aromaterapi, memasak menggunakan minyak panas, atau pembakaran hio, ruangan dapat terpapar PM2.5 dalam jumlah signifikan.

1.4. Kelembapan Tinggi yang Tidak Terkontrol

Kelembapan ideal adalah 40–60%. Lebih dari itu, jamur dan bakteri mudah tumbuh.

1.5. Polusi dari Luar yang Masuk ke Dalam Rumah

Polusi dari kendaraan, asap pembakaran, dan debu jalan dapat masuk melalui jendela, celah pintu, atau ventilasi yang tidak tertutup rapat.

1.6. AC dan Ventilasi yang Tidak Dirawat

AC yang tidak dibersihkan 3–6 bulan sekali akan:

  • Menumpuk debu
  • Menyimpan jamur
  • Menyebarkan polutan kembali

Dr. Rani Kusumawardhani memperingatkan:

See also  7 Masakan yang Beresiko Naikkan Asam Urat

“Saya sering mendapati pasien asma memburuk karena AC kotor. Banyak keluarga tidak menyadari bahwa filter AC adalah penentu kualitas udara rumah.”

2. Dampak Buruk Kualitas Udara Indoor Terhadap Kesehatan

Tidak seperti polusi luar yang langsung terlihat (asap kendaraan, kabut polusi), polusi indoor sering tak terlihat. Inilah yang membuatnya lebih berbahaya.

2.1. Dampak Jangka Pendek

  • Batuk, bersin, dan pilek berulang
  • Mata dan tenggorokan perih
  • Kulit kering dan iritasi
  • Sakit kepala dan kelelahan
  • Penurunan konsentrasi
  • Alergi kambuh
  • Sesak napas ringan

Menurut Dr. Rani, gejala ringan ini sering disangka masuk angin atau kurang tidur.

“Banyak pasien tidak sadar bahwa masalahnya berasal dari rumah yang tidak sehat,” jelasnya.

2.2. Dampak Jangka Panjang

Paparan polusi udara dalam ruangan dalam jangka panjang lebih mengkhawatirkan:

  • Asma kronis
  • Bronkitis
  • Infeksi paru berulang
  • Gangguan tidur
  • Penurunan fungsi paru
  • Risiko penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
  • Penurunan kognitif pada usia lanjut
  • Potensi kanker akibat VOC tertentu

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam rumah dengan kualitas udara buruk cenderung memiliki risiko 20–40% lebih tinggi mengalami gangguan pernapasan.

2.3. Kelompok Rentan

  • Anak-anak (paru belum berkembang sempurna)
  • Lansia
  • Penderita asma atau alergi
  • Ibu hamil
  • Pekerja rumahan yang seharian di dalam rumah

3. Cara Meningkatkan Kualitas Udara Dalam Ruangan (BERDASARKAN AHLINYA)

Berikut rekomendasi ahli yang berhasil dihimpun redaksi.

3.1. Tingkatkan Ventilasi Alami

Membuka jendela adalah cara termudah dan gratis untuk meningkatkan kualitas udara.

“Udara segar yang masuk akan mengencerkan polutan indoor hingga 60% dalam 20 menit,” ujar Dr. Andhika.

Rekomendasi:

  • Buka jendela pagi hari 20–30 menit
  • Biarkan sirkulasi silang (cross ventilation)
  • Hindari menutup rumah rapat 24 jam tanpa alasan

3.2. Gunakan Air Purifier dengan HEPA Filter

HEPA filter dapat menangkap:

  • Debu halus
  • PM2.5
  • Serbuk sari
  • Tungau
  • Asap rokok
  • Bakteri dan spora jamur

Ir. Bastian menyarankan:

See also  Asam Lambung Naik: Penyebab, Gejala, dan Pilihan Obat Modern & Herbal Menurut Dokter Ahli

“Jika punya satu air purifier, letakkan di kamar tidur. Kualitas tidur meningkat drastis jika udara bersih.”

3.3. Kontrol Kelembapan Ruangan

Gunakan:

  • Dehumidifier untuk ruangan lembap
  • Humidifier untuk ruangan terlalu kering (di bawah 40%)

Kelembapan ideal: 45–55%.

3.4. Rawat AC dan Exhaust Fan Secara Berkala

  • Filter AC dibersihkan setiap 2–4 minggu
  • Servis AC setiap 3–6 bulan
  • Bersihkan exhaust fan dapur minimal 2 bulan sekali

3.5. Rutin Membersihkan Rumah

Langkah penting menurut Nurul Widad:

  • Bersihkan kasur dengan vacuum HEPA
  • Ganti sprei mingguan
  • Cuci karpet dan tirai
  • Pel lantai dengan cairan non-kimia keras

3.6. Kurangi Penggunaan Bahan Kimia

Gunakan produk:

  • Pembersih berbasis air
  • Sabun alami
  • Cuka dan baking soda sebagai alternatif pembersih rumah

Hindari:

  • Pewangi ruangan aerosol
  • Lilin aromaterapi setiap hari
  • Pengharum otomatis

3.7. Tambahkan Tanaman Indoor (Tambahan Dukungan)

Tanaman tidak menggantikan air purifier, tetapi:

  • Meningkatkan kenyamanan visual
  • Sedikit membantu menyeimbangkan kelembapan
  • Menurunkan stres

Rekomendasi tanaman:

  • Sansevieria
  • Peace Lily
  • Spider Plant
  • Sirih Gading

3.8. Hindari Merokok dalam Ruangan

Dr. Rani menegaskan:

“Tidak ada level aman untuk asap rokok di ruangan tertutup. Satu batang rokok dapat merusak kualitas udara ruangan selama 5–6 jam.”

4. Kualitas Udara Kantor: Ancaman Produktivitas

Polusi indoor bukan hanya terjadi di rumah, tetapi juga di kantor. Fenomena Sick Building Syndrome (SBS) kerap ditemukan pada gedung besar.

Gejalanya:

  • Migrain
  • Mata perih
  • Kelelahan
  • Kesulitan fokus
  • Nafas berat

Menurut analisis Dr. Andhika, kualitas udara buruk dapat menurunkan produktivitas kantor hingga 20–35%.

5. Kesimpulan: Udara Bersih Adalah Investasi Kesehatan Jangka Panjang

Polusi udara dalam ruangan adalah ancaman jangka panjang yang dapat dicegah. Dengan langkah sederhana seperti ventilasi, pembersihan rutin, perawatan AC, dan penggunaan air purifier, kualitas udara indoor dapat meningkat signifikan.

Mengutip pesan dari Dr. Rani Kusumawardhani:

“Kesehatan paru bukan hanya tentang apa yang Anda hirup di luar rumah, tetapi lebih pada apa yang Anda hirup di dalam rumah sepanjang hari.”

Dengan perhatian dan perawatan yang tepat, rumah dan tempat kerja dapat menjadi ruang yang sehat, aman, dan nyaman bagi seluruh anggota keluarga.

Leave a Reply