DPNTimes.com, – Gadget kini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Mulai dari smartphone, tablet, laptop, hingga perangkat game, semua terasa tak terpisahkan dari aktivitas belajar maupun hiburan.
Walau teknologi membawa banyak manfaat, penggunaan gadget yang tidak terkontrol dapat berdampak pada perkembangan mental, fisik, dan sosial anak.
Dampak Penggunaan Gadget pada Anak
1. Dampak Gadget terhadap Perkembangan Mental Anak
1.1 Menurunnya Konsentrasi dan Rentang Perhatian
Penggunaan gadget dalam durasi panjang terbukti memengaruhi sistem perhatian anak. Anak yang terlalu sering menonton video cepat, bermain game dinamis, atau menggulir media sosial lebih berisiko mengalami Attention Span Shortening atau rentang konsentrasi yang lebih pendek.
Psikolog perkembangan anak Dr. Maya Anindita, M.Psi menjelaskan Paparan stimulasi cepat dari layar membuat otak anak terbiasa mencari sensasi instan.
“Ini membuat mereka mudah bosan saat belajar dan kesulitan fokus pada tugas jangka panjang,” ungkapnya.
1.2 Gangguan Emosi dan Mood
Terlalu sering memakai gadget dapat memicu:
- Mudah marah jika gadget diambil
- Overstimulasi
- Ketergantungan dopamine digital
- Pola tidur terganggu yang berujung perubahan mood
Menurut American Psychological Association, anak yang memiliki screen time tinggi lebih rentan mengalami kecemasan dan gejala depresi ringan.
1.3 Mengganggu Perkembangan Sosial
Interaksi digital yang berlebihan dapat menurunkan kemampuan anak:
- memahami ekspresi wajah
- berempati
- berkomunikasi tatap muka
- menyelesaikan konflik secara langsung
Psikolog klinis anak Prof. Elisa Rahmawati menyebutkan Kemampuan sosial tidak bisa dipelajari dari layar.
“Anak perlu kontak mata, interaksi langsung, dan bermain fisik untuk mengembangkan empati serta keterampilan sosial,” tegasnya.
2. Dampak Gadget terhadap Fisik Anak
2.1 Kerusakan Mata dan Risiko Myopia
Salah satu dampak yang paling sering terjadi adalah digital eye strain, ditandai dengan:
- mata lelah
- penglihatan kabur
- mata kering
- sakit kepala
Studi global menunjukkan bahwa paparan layar membuat anak lebih rentan mengalami myopia (rabun jauh).
2.2 Postur Tubuh Buruk dan Kelainan Tulang
Duduk terlalu lama sambil menunduk menatap layar dapat memicu:
- bungkuk
- tegang leher dan bahu
- skoliosis ringan
- gangguan tumbuh kembang tulang
Anak usia sekolah yang duduk lebih dari 3 jam sehari dengan postur buruk berisiko mengalami text neck syndrome.
2.3 Masalah Tidur
Paparan cahaya biru (blue light) pada malam hari menghambat hormon melatonin, penyebabnya:
- anak tidur lebih malam
- kualitas tidur rendah
- bangun tidak segar
- menurunnya performa belajar
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gadget sebaiknya dijauhkan 1–2 jam sebelum tidur untuk mengembalikan ritme tidur sehat.
3. Dampak Gadget pada Perkembangan Bahasa Anak
Anak usia dini yang terlalu sering menonton layar pasif cenderung mengalami:
- keterlambatan bicara
- kesulitan memahami instruksi
- kosakata terbatas
- gagap ringan
Dokter spesialis tumbuh kembang dr. Karina Sulastri, SpA(K) menegaskan:
“Bahasa hanya berkembang melalui interaksi dua arah. Gadget bersifat satu arah, sehingga tidak memberikan stimulasi linguistik yang cukup.”
4. Dampak Sosial dan Perilaku
4.1 Pola Ketergantungan dan Adiksi Digital
Anak dapat menunjukkan tanda-tanda kecanduan seperti:
- sulit berhenti meski sudah dibatasi
- tantrum saat gadget diambil
- lebih memilih gadget dibanding bermain fisik
- menarik diri dari lingkungan
4.2 Risiko Paparan Konten Negatif
Tanpa filter yang tepat, anak dapat terpapar:
- kekerasan
- pornografi
- konten tidak sesuai usia
- cyberbullying
- manipulasi iklan
Manfaat Gadget untuk Anak (Jika Digunakan Tepat)
Walau memiliki banyak risiko, gadget tetap memberikan manfaat jika dipakai secara terarah:
- membantu belajar interaktif
- sumber informasi
- sarana kreativitas digital
- koordinasi tangan-mata
- meningkatkan kemampuan problem solving
Kuncinya: penggunaan terkontrol dan berkualitas.
Rekomendasi Screen Time dari WHO & IDAI
Anak < 2 tahun
❌ Tidak dianjurkan screen time sama sekali
Usia 2–5 tahun
➡️ Maksimal 1 jam per hari, dengan pendampingan orang tua.
Usia 6–12 tahun
➡️ 1–2 jam per hari, dengan jenis konten edukatif.
Usia 13–18 tahun
➡️ 2–3 jam per hari, fokus pada konten produktif.
Cara Orang Tua Mengontrol Penggunaan Gadget
1. Terapkan Aturan Screen Time yang Konsisten
Atur jadwal jelas:
- selesai sekolah
- setelah pekerjaan rumah selesai
- maksimal 2 jam per hari
- no gadget saat makan dan sebelum tidur
- Buat aturan tertulis agar anak memahami batasan.
2. Bangun Kebiasaan Digital Family Rule
- Contoh aturan keluarga:
- semua gadget dimatikan pukul 21.00
- tidak ada gadget di kamar tidur
- orang tua juga mencontohkan disiplin
3. Dampingi Anak Saat Menggunakan Gadget
Pendampingan menjaga:
- kualitas konten
- interaksi dua arah
- komunikasi lebih dekat
- mencegah paparan konten negatif
4. Ajarkan Literasi Digital
- Ajarkan anak untuk:
- memahami hoaks
- mengenal bahaya internet
- menjaga privasi
- menghindari cyberbullying
5. Berikan Alternatif Aktivitas Menarik
Gadget mudah menarik perhatian, sehingga orang tua perlu menyediakan kegiatan alternatif seperti:
- bermain puzzle
- olahraga ringan
- menggambar
- kegiatan luar ruangan
- bermain bersama teman
6. Ciptakan Zona Bebas Gadget
- Terapkan no gadget zone, misalnya:
- kamar tidur
- ruang makan
- ruang keluarga
7. Pantau Aplikasi yang Dapat Mengganggu
- Gunakan fitur:
- Google Family Link
- Apple Screen Time
- Aplikasi parental control
Ciri-Ciri Anak Sudah Terlalu Lama Menggunakan Gadget
- mudah marah ketika diminta berhenti
- mengurung diri di kamar
- menurunnya nilai sekolah
- tidak tertarik berinteraksi dengan keluarga
- sakit kepala atau mata lelah
- postur membungkuk
Jika tanda-tanda ini muncul, lakukan evaluasi pola penggunaan gadget.
Pendapat Ahli: Bagaimana Mengelola Penggunaan Gadget Anak?
1. Psikolog Anak – Dr. Maya Anindita, M.Psi
“Yang paling penting bukan hanya durasi, tetapi bagaimana keterlibatan orang tua. Konten berkualitas dan interaksi dua arah dapat meminimalkan risiko gadget.”
2. Dokter Anak – dr. Karina Sulastri, SpA(K)
“Gadget tidak boleh menjadi pengasuh digital. Anak perlu stimulasi dari dunia nyata: bicara, sentuhan, permainan fisik, dan interaksi.”
3. Pakar Teknologi Pendidikan – Ir. Bima Gustawan, M.Ed
“Gadget dapat menjadi alat edukasi, namun harus digunakan dengan kurasi ketat. Aplikasi belajar interaktif terbukti meningkatkan minat belajar jika pemakaiannya tidak berlebihan.”
Cara Bertahap Mengurangi Ketergantungan Gadget
- Kurangi durasi secara bertahap 10–15 menit per hari
- Alihkan dengan aktivitas fisik menarik
- Gunakan sistem reward & konsekuensi
- Libatkan anak dalam membuat aturan
- Lakukan kegiatan keluarga tanpa gadget (Family Digital Detox Day)
Kesimpulan
Gadget memiliki dua sisi: memberikan manfaat edukatif sekaligus memunculkan risiko bagi perkembangan fisik, mental, dan sosial anak.
Kuncinya adalah kontrol, pendampingan, dan pembatasan screen time.
Dengan penerapan aturan yang konsisten serta peran aktif orang tua, anak dapat memanfaatkan gadget untuk belajar tanpa mengorbankan tumbuh kembang optimalnya.







